19-05-13
Kenal Putri? Engga? Search di mbah google. Pasti ada tuh banyak pilihan, ada Putri yang di tukar, Putri tidur, Putri Indonesia, dan Putri yang lainnya.
Banyak hal yang berbau Putri, banyak orang yang bernama Putri. Tapi Putri yang satu ini berbeda, Putri Oktarini.
Cewek berjilbab ini memang bisa dibilang pendiam. Setiap harinya di kelas ia hanya diam, mendengarkan guru mengajar, mencatat materi, dan setia duduk bersama cewek berjilbab yang tak diam, Riska Wentii. Putri, jika engkau tak kuat, lambaikan tangan saja.
**
Siang ini Jean sedang mengikuti pelatihan untuk olimpiade, otomatis Siti duduk sendirian. Bangku Siti dan Jean tepat berada di sebelah kanan bangku aku dan Syifa. Aku memasuki kelas, berjalan menuju tempat duduk, lalu duduk. Yaiyalah.
Aku mendengar suara seperti gemericik air. Tes tes teeeeees. Aku berbalik mengahadap bangku Jean dan Siti. Ternyata bekal air yang Jean bawa dari rumah telah tumpah karena posisi meletakan yang salah.
“Tumpahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,” aku berteriak panik.
Kini seluruh mata tertuju pada tumpahan air itu. Ada yang ber ”waw”, sebagian besar lainnya hanya melihat lalu kembali ke posisi semula. Tapi ada 1 orang yang membantu.
Siapakah dia?
Putri.
Berbeda dengan yang lainnya, bocah Alim alias Anak Limbangan ini dengan sigap membantu aku membersihkan tumpahan air. Putrilah yang menggeser bangku, lalu mengelap sudut bangku yang basah kemudian membuang sampah yang berserakan di sekitar bangku. Putri bekerja sendirian, sesekali aku dan Siti membantu. Tapi percayalah, hanya Putri yang se “care” dan seikhlas itu membantu. Jujur saja, aku dan Siti walau membantu membersihkan, namun masih saja menggerutu menyalahkan Jean yang membawa dan meletakan botol dengan posisi yang salah. Bagaimana dengan anak-anak lain? Mereka terus melanjutkan kegiatan masing-masing. Acuh tak acuh. Sesekali Zulfa melirik TKP dan bersorak, “SEMANGAT.” Lalu Syifa ikut bersorak dan menggenggam tangan. Semangat.
**
2 Mei
Kamis, upacara. Kamis, Bahasa Indonesia.
Bu Endang memasuki kelas. Berjalan sambil melirik lantai kelas. Bagus sekali, bersih!
Setelah membuka pertemuan hari ini dengan salam cerianya, tiba-tiba beliau melontarkan pertanyaan yang membuat kita ber “hah”
“Siapa yang berpidato pada upacara tadi?”
“Hah?” kami selalu kompak.
Berbagai ekspresi muncul, ada yang memasang muka bingung, muka ancur, dan muka sok iye. Menyebalkan.
Bu Endang memulai kesempatan untuk menjawab pada barisan paling depan, lalu menderet ke kiri, sebelum ada yang berhasil menjawab dengan benar, pertanyaan akan terus dilanjutkan sampai barisan paling akhir. Aku duduk di deretan belakang, dan aku tak tahu jawabannya.
Rupanya barisan depan beropini sama denganku, “tidak tahu.”
Lalu sampailah pada titik dimana Putrilah yang harus menjawab. Dengan enak dan entengnya bocah ini menjawab dengan baik dan benar. Putri penyelamat aku dan teman-teman di barisan belakang. Prok prok proks!
NB: Putri juga jadi penyelamat sebagai penutup image X.3 yang kebanyakan remidi PKn, ia mengerjakan dengan jujur. Bagi Naga, Putrilah sang peraih highscore ulangan PKn beberapa waktu lalu
Pesan Kramat: seperti yang saya sudah katakan di Cekidot cekipreng sebelumnya, “HATI-HATI DENGAN SABTU.” Sabtu kali ini berhasil membuat baju yang sedang Syifa jemur di kosan menjadi sangit akibat kabut di sekitar kosan.
Kenal Putri? Engga? Search di mbah google. Pasti ada tuh banyak pilihan, ada Putri yang di tukar, Putri tidur, Putri Indonesia, dan Putri yang lainnya.
Banyak hal yang berbau Putri, banyak orang yang bernama Putri. Tapi Putri yang satu ini berbeda, Putri Oktarini.
Cewek berjilbab ini memang bisa dibilang pendiam. Setiap harinya di kelas ia hanya diam, mendengarkan guru mengajar, mencatat materi, dan setia duduk bersama cewek berjilbab yang tak diam, Riska Wentii. Putri, jika engkau tak kuat, lambaikan tangan saja.
**
Siang ini Jean sedang mengikuti pelatihan untuk olimpiade, otomatis Siti duduk sendirian. Bangku Siti dan Jean tepat berada di sebelah kanan bangku aku dan Syifa. Aku memasuki kelas, berjalan menuju tempat duduk, lalu duduk. Yaiyalah.
Aku mendengar suara seperti gemericik air. Tes tes teeeeees. Aku berbalik mengahadap bangku Jean dan Siti. Ternyata bekal air yang Jean bawa dari rumah telah tumpah karena posisi meletakan yang salah.
“Tumpahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh,” aku berteriak panik.
Kini seluruh mata tertuju pada tumpahan air itu. Ada yang ber ”waw”, sebagian besar lainnya hanya melihat lalu kembali ke posisi semula. Tapi ada 1 orang yang membantu.
Siapakah dia?
Putri.
Berbeda dengan yang lainnya, bocah Alim alias Anak Limbangan ini dengan sigap membantu aku membersihkan tumpahan air. Putrilah yang menggeser bangku, lalu mengelap sudut bangku yang basah kemudian membuang sampah yang berserakan di sekitar bangku. Putri bekerja sendirian, sesekali aku dan Siti membantu. Tapi percayalah, hanya Putri yang se “care” dan seikhlas itu membantu. Jujur saja, aku dan Siti walau membantu membersihkan, namun masih saja menggerutu menyalahkan Jean yang membawa dan meletakan botol dengan posisi yang salah. Bagaimana dengan anak-anak lain? Mereka terus melanjutkan kegiatan masing-masing. Acuh tak acuh. Sesekali Zulfa melirik TKP dan bersorak, “SEMANGAT.” Lalu Syifa ikut bersorak dan menggenggam tangan. Semangat.
**
2 Mei
Kamis, upacara. Kamis, Bahasa Indonesia.
Bu Endang memasuki kelas. Berjalan sambil melirik lantai kelas. Bagus sekali, bersih!
Setelah membuka pertemuan hari ini dengan salam cerianya, tiba-tiba beliau melontarkan pertanyaan yang membuat kita ber “hah”
“Siapa yang berpidato pada upacara tadi?”
“Hah?” kami selalu kompak.
Berbagai ekspresi muncul, ada yang memasang muka bingung, muka ancur, dan muka sok iye. Menyebalkan.
Bu Endang memulai kesempatan untuk menjawab pada barisan paling depan, lalu menderet ke kiri, sebelum ada yang berhasil menjawab dengan benar, pertanyaan akan terus dilanjutkan sampai barisan paling akhir. Aku duduk di deretan belakang, dan aku tak tahu jawabannya.
Rupanya barisan depan beropini sama denganku, “tidak tahu.”
Lalu sampailah pada titik dimana Putrilah yang harus menjawab. Dengan enak dan entengnya bocah ini menjawab dengan baik dan benar. Putri penyelamat aku dan teman-teman di barisan belakang. Prok prok proks!
NB: Putri juga jadi penyelamat sebagai penutup image X.3 yang kebanyakan remidi PKn, ia mengerjakan dengan jujur. Bagi Naga, Putrilah sang peraih highscore ulangan PKn beberapa waktu lalu
Pesan Kramat: seperti yang saya sudah katakan di Cekidot cekipreng sebelumnya, “HATI-HATI DENGAN SABTU.” Sabtu kali ini berhasil membuat baju yang sedang Syifa jemur di kosan menjadi sangit akibat kabut di sekitar kosan.